Kegiatan surveying atau proses pengumpulan data bukanlah hal asing dalam dunia pemetaan. Surveying dilakukan dengan menggunakan alat dan metode tertentu untuk mendapatkan informasi dari area yang dipetakan.
Salah satu survey yang sering dilakukan yaitu survey topografi. Survey topografi merupakan survey yang dilakukan untuk mendapatkan informasi di atas permukaan bumi berupa tinggi rendah hingga keadaan fisik alamiah maupun buatan dalam skala sedang dan kecil dimana informasi tersebut akan digunakan dalam pembuatan peta topografi. Survey topografi biasanya dilakukan pada bidang datar seperti tanah dengan mengabaikan sistem kelengkungan bumi yang memiliki pengaruh sangat kecil.
Seiring dengan kemajuan teknologi, saat ini survey dapat dilakukan tidak hanya pada bidang datar namun juga dapat dilakukan di atas permukaan air. Survey yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran bentuk permukaan (topografi) dasar perairan termasuk di dalamnya terdapat proses pengukuran, pengolahan hingga visualisasi disebut Survey Batimetri.
Apa Bedanya?
Sekilas, survey topografi dan survey batimetri merupakan proses survey yang sama-sama memetakan permukaan bumi. Perbedaan utama dari kedua survey tersebut adalah area yang dilakukan survey. Jika survey topografi dilakukan pada bidang datar di daratan, maka survey batimetri dilakukan di area perairan. Perbedaan ini memunculkan perbedaan lainnya seperti perbedaan alat dan metode yang digunakan.
Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam survey topografi merupakan alat yang sering dijumpai dalam proses pengukuran seperti alat Total Station, Theodolite, Waterpass, GPS dan alat lainnya. Alat-alat ini biasanya digunakan untuk menentukan posisi, jarak atau mengukur ketinggian suatu tempat. Setiap alat memiliki ketelian yang berbeda dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu penggunaan setiap alat untuk survey topografi harus disesuaikan dengan karakteristik metode yang digunakan.
Sedangkan dalam survey batimetri diperlukan alat yang menggunakan gelombang suara untuk memperoleh data di dasar perairan. Alat yang digunakan dalam survey ini yaitu Echosounder. Cara kerja alat echosounder adalah dengan mengirimkan gelombang akustik (suara) dari dasar laut yang kemudian akan dipantulkan dan diterima oleh transducer yang terpasang di dasar kapal. Transducer akan mengubah energi listrik menjadi energi suara ketika dipancarkan ke medium serta dapat mengubah energi suara menjadi energi listrik ketika echo diterima dari suatu target. Selanjutnya diterima oleh receiver yang berperan untuk menerima pulsa dari objek dan display. Hasil gelombang tersebut kemudian dihitung waktu tempuh dan gelombang saranya sehingga didapatkan jarak atau kedalaman laut.
Metode Pengukuran
Survey topografi dapat dilakukan menggunakan beberapa metode seperti terestrial, fotogrametrik atau dengan metode lainnya. Umumnya metode yang digunakan dalam survey topografi dilakukan dengan penetapan titik dasar kontrol (ground controls) hingga pengukuran batas tanah. Metode pengukuran survey topografi dilakukan secara langsung untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai informasi keadaan suatu permukaan tanah. Biasanya survey topografi dilakukan untuk melakukan pemetaan ketinggian kontur, tingkat tutupan vegetasi dan pemetaan lainnya.
Pada survey batimetri yang dilakukan di area perairan maka diperlukan metode yang berbeda yaitu dengan menggunakan metode pemeruman. Pemeruman merupakan proses dan aktivitas yang ditunjukkan untuk memperoleh gambaran (model) bentuk permukaan (topografi) dasar perairan (seabed surface). Metode ini dilakukan menggunakan gelombang suara dengan membuat profil pengukuran kedalaman. Lajur-lajur perum dibentuk seperti garis-garis lurus, lingkaran-lingkaran konsentrik maupun bentuk lainnya yang sedemikian rupa. Sehingga memungkinkan dalam proses pendeteksian perubahan kedalaman yang lebih ekstrim.
Beberapa perbedaan tersebut membuat penggunaan survey topografi dan survey batimetri harus dilakukan dengan cermat karena baik secara karakteristik, penggunaan alat maupun metode yang digunakan berbeda, sehingga harus disesuaikan dengan kebutuhan. Meskipun memiliki beberapa perbedaan, baik survey topografi maupun survey batimetri menghasilkan luaran berupa peta dengan informasi topografi permukaan pada area yang dipetakan.