Dunia pertambangan selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini dilakukan untuk mendapatkan metode pengerjaan yang efektif dan efisien baik dari segi waktu, tenaga maupun biaya. Salah satu kemajuan teknologi yang digunakan dalam dunia pertambangan adalah drone.
Drone atau pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle) merupakan sebuah teknologi mesin terbang yang dapat dikendalikan melalui gelombang, navigasi presisi (Ground Positioning System) dan elektronik kontrol penerbangan dari jarak jauh oleh pengguna/pilot. Teknologi drone memiliki tingkat skala kedetailan data yang tinggi sehingga hal ini memudahkan proses pengambilan data di lapangan.
Bagaimana Sistem Kerja Drone?
Teknologi drone dikendalikan menggunakan remote control drone yang memiliki jarak radio lebih luas. Selain itu, drone dapat dikontrol menggunakan smartphone karena terdapat chip komputer yang dapat mengolah gambar dari kamera kemudian mengirimkan hasilnya ke smartphone pengontrol. Hasil gambar ini dikirimkan secara realtime dimana pengguna dapat mengatur arah gerak drone, tampilan video maupun resolusi gambar sesuai spesifikasi.
Pada pekerjaan pertambangan, drone yang digunakan harus sudah terintegrasi dengan GPS (Global Positioning System). Drone dengan kemampuan GPS ini harus melakukan setting home based melalui koordinat sesuai kebutuhan pengguna/pilot. Selain itu, dengan teknologi GPS maka pengguna/pilot dapat memilih fitur auto fly dan record pada titik koordinat tertentu. Hal ini memudahkan pengguna/pilot karena proses perekaman tidak memerlukan pengawasan. Penggunaan GPS membutuhkan satelit GPS sehingga dalam penggunaan drone harus dipastikan sinyal yang dipakai kuat, jika tidak maka drone akan lost control.
Penggunaan Drone dalam Pertambangan
Pada area petambangan yang sangat luas dibutuhkan monitoring operasional penambangan yang komprehensif. Dalam hal ini, teknologi drone membantu melakukan monitoring pekerjaan di lapangan. Biasanya drone diterbangkan dengan membawa kamera yang memiliki resolusi tinggi sehingga dapat melakukan perekaman foto udara. Proses ini menghasilkan gambar/citra dengan resolusi spasial yang cukup besar. Karena pengoperasiannya berada pada ketinggian di bawah awan, maka gambar/citra yang dihasilkan bersih dan tidak terkendala oleh awan.
Tidak hanya dapat membawa kamera, teknologi drone juga dilengkapi dengan sensor magnetic yang biasanya dimanfaatkan di area pertambangan. Sensor ini dapat mendeteksi atau mengidentifikasi potensi kandungan mineral atau logam suatu area. Jika hasil dari identifikasi ini sesuai dengan hasil analisis, selanjutnya proses penambangan akan dilanjutkan begitupun sebaliknya.
Setelah ditemukan endapan mineral, kemudian dilakukan proses eksplorasi dengan melakukan pemetaan menggunakan drone sehingga lokasi lahan yang akan ditambang dapat diketahui dengan jelas. Pemetaan yang dibutuhkan yaitu pemetaan fotogrametri, pemetaan tutupan lahan serta pemetaan topografi (menggunakan LiDAR). Pemetaan topografi menggunakan LiDAR dilakukan untuk membuat konstruksi bangunan dan jalan.
Tahap selanjutnya yaitu tahap eksploitasi atau proses penambangan. Dalam tahap ini alat drone digunakan untuk memetakan galian dan timbunan (cut and fill) menggunakan LiDAR, inspeksi jalan dan jembatan angkut dengan foto udara serta memastikan tidak ada gangguan di sekitar area penambangan melalui proses monitoring.
Setelah kegiatan penambangan selesai, perlu dilakukan reklamasi atau pemulihan di lahan tambang. Tujuan dari reklamasi adalah memperbaiki dan menata kembali penggunaan lahan yang terganggu akibat aktivitas pertambangan dan mengembalikannya seperti semula. Pada tahap reklamasi, dibutuhkan drone untuk membuat rencana reklamasi melalui pemetaan udara dan evaluasi hasil kegiatan reklamasi itu sendiri. Tidak kalah penting, fungsi lain dari drone adalah melakukan dokumentasi proses pemetaan yang berlangsung.
Penggunaan teknologi drone yang bermanfaat untuk pemetaan, pengambilan citra/foto udara, deteksi potensi kandungan mineral/logam serta proses monitoring lainnya sangat berguna bagi pekerjaan pertambangan. Selain menghemat waktu dan tenaga para pekerja, hal tersebut mampu memangkas biaya operasional dengan dipersingkatnya waktu yang digunakan.