Cuaca dan iklim merupakan dua hal yang sering dipahami sebagai hal yang serupa padahal sebenarnya memiliki konsep yang cukup berbeda. Cuaca merupakan kondisi atmosfer di suatu wilayah dalam waktu singkat dan perubahannya biasa terjadi dalam rentang jam hingga hari. Cuaca sangat penting dalam mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Sedangkan iklim merupakan perubahan pola cuaca dalam jangka waktu yang panjang dan biasanya diukur dalam rentang dekade hingga abad. Dampak perubahan iklim memiliki skala yang lebih besar daripada cuaca mulai dari perubahan pola angin global hingga pemanasan global yang dapat mempengaruhi perubahan ekosistem, ketersediaan air dan aspek penting lainnya dalam kehidupan.
Iklim mencakup statistik cuaca seperti suhu rata-rata tahunan, curah hujan tahunan dan pola musiman yang konsisten dalam jangka waktu dan periode tertentu. Iklim menggambarkan kondisi atmosfer, termasuk suhu, kelembaban, curah hujan, tekanan udara, dan pola angin, yang dapat diharapkan dalam waktu yang lama di suatu tempat. Konsistensi ini berarti bahwa suatu wilayah dengan iklim tertentu dapat mengalami variasi cuaca harian atau musiman, tetapi ciri-ciri umum iklim tersebut tetap sama.
Meskipun iklim menggambarkan cuaca rata-rata, beberapa wilayah dapat mengalami cuaca ekstrem yang berada di luar pola iklim normal. Pola ini termasuk peristiwa cuaca seperti badai, kekeringan, atau banjir yang bisa mempengaruhi iklim regional. Perubahan iklim yang tidak menentu ini disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks. Apa saja yang menyebabkan perubahan iklim ini?
Pemanasan Global
Pemanasan global terjadi ketika rata-rata suhu permukaan bumi meningkat secara signifikan dalam jangka waktu yang relatif singkat. Pemanasan global akibat peningkatan emisi gas rumah kaca menjadi salah satu penyebab utama iklim yang tidak stabil. Ini menyebabkan fluktuasi suhu yang ekstrem, cuaca yang lebih ekstrem hingga perubahan pola iklim.
Aktivitas Vulkanik
Letusan gunung berapi dapat memuntahkan gas dan partikel yang dapat mempengaruhi iklim. Biasanya letusan tunggal hanya memiliki dampak sementara pada suhu global, sedangkan jika terjadi letusan besar yang melibatkan gas-gas seperti belerang dioksida dapat mempengaruhi cuaca global untuk sementara waktu dengan mendinginkan suhu karena partikel tersebut menahan cahaya matahari.
Variabilitas Alamiah
Beberapa fenomena alam seperti El Nino dan La Nina, siklus surya, dan perubahan sirkulasi atmosfer dan laut memiliki pengaruh signifikan pada pola cuaca dan iklim. Meskipun ini adalah variabilitas alamiah, perubahan iklim saat ini dapat memperkuat atau mengubah cara fenomena ini beroperasi.
Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan seperti deforestasi atau penebangan hutan secara besar-besaran dapat mengurangi kemampuan alam dalam menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer yang berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca. Tak hanya itu, konversi lahan dari hutan atau lahan basah menjadi penggunaan lahan yang berbeda seperti pertanian atau perkotaan dapat mengubah albedo permukaan dan pola sirkulasi udara yang mempengaruhi iklim lokal hingga regional.
Aktivitas Manusia
Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, minyak, gas alam), dan pertanian intensif, menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti CO2, CH4, dan N2O. Gas-gas ini memperkuat efek rumah kaca sehingga memperparah pemanasan global dan menyebabkan perubahan iklim yang ekstrem.
Seluruh faktor mulai dari pemanasan global hingga aktivitas manusia berinteraksi secara kompleks dan berkontribusi pada perubahan iklim yang tidak menentu yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai upaya mitigasi dari berbagai aspek yang dapat mengurangi atau meminimalkan dampak perubahan iklim dengan mengendalikan faktor-faktor penyebabnya, terutama emisi gas rumah kaca. Upaya ini sangat penting untuk memperlambat laju pemanasan global dan mengurangi dampak perubahan iklim. Dalam beberapa kasus, mitigasi dapat menciptakan peluang ekonomi baru, meningkatkan kualitas udara dan air serta memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan.