Hutan merupakan komponen yang sangat penting karena memegang peran utama dalam siklus oksigen, karbon dioksida dan gas lainnya yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi. Di dunia terutama di Indonesia, kebakaran hutan merupakan permasalahan bencana yang sering terjadi hampir setiap tahun ketika musim kemarau. Kebakaran ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti peningkatan gas CO2 (Karbon Dioksida) dan suhu. Selain itu perubahan iklim global juga berperan besar yang berdampak terhadap musim kemarau yang berkepanjangan sehingga rentan terjadi kebakaran hutan.
Sebagai salah satu pencegahan adanya kebakaran hutan maka dilakukan pemetaan mengenai bahaya kebakaran hutan. Hasil dari pemetaan ini nantinya dapat digunakan untuk menganalisis area mana saja yang rentan terjadi kebakaran hutan. Sehingga dapat dibuat kebijakan untuk mencegah kebakaran terjadi seperti kebijakan peningkatan status kedaruratan, water bombing, patroli udara maupun pembuatan hujan buatan.
Pemetaan bahaya kebakaran hutan dilakukan dengan memanfaatkan teknologi salah satunya adalah Geographic Information System (GIS). GIS merupakan software yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, mengatur dan menampilkan jenis data geografis. GIS menggunakan informasi spasial seperti lokasi dalam sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensi kemudian menghubungkan berbagai data pada titik tertentu untuk melakukan pemetaan hasil.
Dengan kemampuan tersebut, GIS dapat digunakan untuk melakukan pemetaan bahaya kebakaran hutan. Dalam pembuatan peta bahaya kebakaran hutan dibutuhkan beberapa parameter seperti intensitas curah hujan, jenis tanah, penggunaan lahan dan parameter lainnya yang sesuai dengan peraturan dan kondisi di lapangan. Setiap parameter kemudian diolah dan dianalisis menggunakan metode tertentu. Hasil analisis mengenai bahaya kebakaran hutan tersebut yang kemudian digunakan untuk menentukan kebijakan upaya pencegahan kebakaran hutan.
Selain melakukan pemetaan bahaya kebakaran hutan, saat ini GIS juga dapat digunakan untuk monitoring kebakaran dan operasi di lapangan. Hal ini karena GIS mampu memvisualisasikan laporan insiden secara real-time sehingga operator dapat meninjau dan menganalisis aktivitas harian. Aplikasi GIS sudah banyak digunakan dalam berbagai pemetaan kasus kebakaran hutan yang terjadi. Selain itu berbagai penelitian tentang kebakaran hutan juga banyak menggunakan GIS dalam pengolahannya karena dinilai lebih efektif dan efisien.